Senin, 28 Januari 2013

PENGUMUMAN
Nomor: 0204 / UN11/TU/2013
Rektor Universitas Syiah Kuala dengan ini mengumumkan kepada Seluruh mahasiswa penerima Beasiswa :
1. PPA, dan BBM tahun2012,
2. BUMN,
3. Supersemar
4. Bidik Misi Semua Angkatan dan
5. Para Anggota Lernbaga Kemahasiswaan dalam Lingkungan Universitas Syiah Kuala
Untuk dapat hadir pada :
Hari Tangga : Senin 04 Februari 2013l
Pukul : 13.30. Wib s/d Selesai
Tempat : Ruang Flamboyan Lantai 3 Gedung AAC Dayan Dawood Unsyiah
Acara : TALK SHOW " 4 Pilar Goes To Gampus " Bersama Anggota MPR
Bagi para mahasiswa yang berminat mengikuti acara tersebut agar dapat mendaftarkan diri ke Biro Adm Kemahasiswaan Unsyiah Lantai 2 pada setiap jam kerja mulai tanggal 21 Januari s/d 01 Februari 2013.
Perlu kami informasikan juga bahwa jumlah peserta terbatas ( hanya 200 peserta )
Demikjan unluk dapat dimaklumj dan djlaksanakan sebagarnana mestjnya.
Darussalam, 18 januari 2013
Rektor,
Pembantu Rektor III

Dr. Rusli Yusuf, M.Pd
NIP 19570210 198503 1 004


Jakarta Anggota Komisi X DPR, Rohmani S,Pd menilai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh tak konsisten terhadap rancangan dan penerapan kurikulum 2013. Salah satu contohnya, konsep tematik yang awalnya hanya diterapkan di kelas 1-3 Sekolah Dasar (SD), belakangan berubah drastis dan akan diterapkan di semua kelas 1-6 SD.
“Itu bentuk ketidak konsistenan, ketidakcermatan, dan ketergesa-gesaan. Harusnya kalau awalnya di kelas 4-6 SD itu bentuknya bidang studi, di konsep juga harus begitu. Tapi konsep awal tematik hanya untuk kelas 1-3,” kata Rohmani di DPR, Senin (28/1).
Bahkan politisi PKS itu juga melihat terjadi pergeseran tujuan pendidikan nasional. Di mana, sesuai UU Sisdiknas, pendidikan nasional bertujuan menjadikan siswa beriman dan berakhlak mulia, namun nyatanya dalam kurikulum 2013, tidak memuat tujuan itu.
“Kata-kata itu tidak pernah muncul dalam konsep kurikulum 2013. Jadi kurikulum baru ini hanya untuk merespon kebutuhan pasar saja. Selain itu antara kompetensi lulusan dengan konsep dasar juga tidak sinkron,” ujarnya.
Mendikbud Mohammad Nuh telah menyatakan kurikulum 2013 tetap dijalankan tahun ajaran baru 2013. Namun menurut Rohmani, hal itu tidak akan efekti karena kalaupun pembahasan kurikulum antara Kemdikbud dengan DPR selesai hari ini, maka dibutuhkan waktu minimal 1 tahun untuk persiapan.
Persiapan itu, selain tenaga guru sebagai ujung tombak, juga buku. Keduanya menurut Rohmani membutuhkan waktu yang cukup. Jika tidak, meski konsep kurikulum telah sempurna, namun guru tidak disiapkan, maka guru tetap mengajar dengan pola lama.
“Begitu juga buku. Itu bukan sekedar membuat ilustrasi saja, tapi buku pegangan harus menggambarkan konten. Bukan sekedar gambar-gambar,” pungkasnya. (fat/jpnn)

Rabu, 16 Januari 2013

Urgensi Mengikuti Sunnah Terutama di saat Tersebarnya Bid’ah

Katakanlah, ‘ jika kalian benar-benar mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa kalian. Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang ( QS. Ali Imran : 31)

Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, tersa berat olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan) bagimu, serta amat belas kasihan dan penyayang terhadap orang-orang mukmin (QS. At-taubah : 128)
Saudara-saudaraku sekalian ketahuilah bahwa Rasulullah SAW. Bersabda “ Siapa yang mengikuti sunnahku di saat rusaknya ummatku, ia akan mendapat pahala seratus orang yang mati syahid (HR. Ibn Adiy dalam Al-Kamil)”
Ya, saudara-saudaraku yang dirahmati Allah bahwa mengikuti sunnah Nabi SAW. Benar-benar mempunyai nilai yang sangat tinggi. Apalagi disaat bid’ah menyebar luas. Mengikuti sunnah dalam kondisi  demikian memiliki nilai yang lebih tinggi dan lebih istimewa. Khususnya lagi, ketika ummat berada dalam kerusakan. Ketika kita mengikuti adab kecil dari sunnah menunjukkan adanya ketakwaan yang agung serta iman yang kuat dalam sanubari. Sebab, mengikuti sunnah nabi yang suci secara langsung akan mengingatkan kita kepada Rasul yang paling agung. ingatan dan kesadaran kita yang bersumber dari sikap yang mengikuti as-sunnah tersebut akan berubah menjadi kesadaran akan adanya pengawasan Ilahi. Bahkan kebiasaan dan perbuatan alamiah kita yang paling sederhana pun seperti makan, minum, tidur dan lainnya jika ia dilakukan dengan mengikuti sunnah akan berubah menjadi sebuah amal ibadah yang mendapat ganjaran pahala. Sebab, berbagai kebiasaan itu dilakukan dengan niat mengikuti Rasul SAW. Sehingga yang terbayang adalah bahwa kita sedang menjalankan salah satu adab agama seraya menyadari posisi Nabi SAW. Sebagai penggenggam syariat. Dari sana, kalbu kita akan mengarah kepada pembuat syariat hakiki yaitu Allah taala. Sehingga kita pun akan mendapat ketentraman, kedamaian dan pahala ibadah.
Demikianlah, saudaraku sekalian dari uraian diatas dapat kita pahami bahwa siapa yang menjadikan peneladanan sunnah beliau sebagai kebiasaan kita, berarti kita telah mengubah kebiasaan kita tersebut menjadi sebuah ibadah sehingga kita bisa membuat semua usia kita berbuah dan menghasilkan pahala. ( dikutip dari buku ulama kontemporer turki, Bedi’u zaman Said Nursi)

Kecintaan Kepada Allah Harus Diikuti Oleh Sikap Mengikuti As-sunnah Yang Suci


Katakanlah, ‘ jika kalian benar-benar mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosa kalian’. Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang ( Ali Imran:31)
 
Ayat yang mulia ini secara tegas menyatakan betapa pentingnya dan betapa perlunya mengikuti sunnah Nabi SAW. Ayat al-qur’an tersebut berisi analogi yang paling tepat dan paling jelas. Contoh dari jenis analogi semacam itu adalah, “ jika matahari terbit akan ada siang”. Konklusi positif dari pernyataan itu adalah,” matahari terbit, maka siang pun ada”. Sementara konklusi negasinya adalah, “ siang tidak ada, berarti matahari tak terbit”. Dua konklusi tersebut dalam ilmu logika sangat tegas dan pasti.
Demikianlah ayat tersebut menegaskan, “ jika kalian memiliki kecintaan kepada Allah SWT, kalian harus mengikuti kekasih-Nya. Jika tidak mau mengikuti berarti kalian tidak mencintai Allah. Sebab,  kalau benar-benar ada rasa cinta , pasti rasa cinta itu melahirkan sikap peneladanan terhadap Sunnah kekasih-Nya”.  Ya, orang yang beriman kepada Allah pasti mentaati-Nya. Dan tidak diragukan lagi, jalan yang paling singkat, yang paling bisa diterima, dan yang palinglurus antara jalan ketaatan yang bisa mengantarkan manusia kepada-Nya adalah jalan yang ditempuh dan dijelaskan oleh kekasih Allah, yaitu nabi SAW.
Sang Maha Pemurah, pemilik Keindahan yang telah memenuhi alam ini dengan berbagai nikmat dan karunia berlimpah, sangat layak mendapatkan rasa syukur dari mereka yang menyadari segala nikmat tersebut. Sang Maha Bijaksana dan Agung yang telah menghiasi alam ini dengan berbagai mukjizat ciptaan-Nya tentu akan mengangkat orang pilihan dan istimewasebagai penerima wahyu-Nya, penerjemah perintah-perinta-Nya, penyampai kepada para hamba-Nya, dan pemimpin bagi mereka.
Sang Maha Indah dan Maha Sempurna, yang telah menjadikan alam ini sebagai manifestasi dan keindahan dan kesempurnaan-Nya yang tak terhingga tentu saja akan menganugrahkan kepada sosok yang paling menghimpun segala keindahan yang diciptakan-Nya. Dan paling bisa menampilkan estetika, kesepurnaan, dan nama-nama-Nya yang mulia. Dia akan memberikan kepadanya kondisi terbaik untuk menyembah kepada-Nya seraya menjadikanya sebagai teladan  terbaik bagi orang lain dan mendorong mereka untuk mengikutinya. Hal itu dimaksudkan agar kelembutan dan keindahan-Nya tampak bagi mereka.
Kesimpulan : konsekuensi dari rasa cinta kepada Allah SWT. Adalah mengikuti sunnah Nabi SAW. Karena itu, berbahagialah bagi mereka yang bisa mengikuti beliau. Sebaliknya, celakalah mereka yang tidak menghargai sunnah Nabi SAW. Sehingga ia kemudian jatuh kedalam bid’ah

Sekapur Sirih

Situs ini merupakan website Lembaga Dakwah Fakultas Al Mizan Fakultas Ekonomi Unsyiah sebagai media publikasi dan interaksi dengan komunitas internal dan eksternal dan menyalurkan informasi untuk kepentingan kemajuan dan kesuksesan dakwah.
Menjadi umat yang berilmu, beriman dan bertaqwa sekaligus menjadi rahmat bagi seluruh alam merupakan agenda bagi kaum muslimin yang cukup penting saat ini. Kondisi kaum muslimin yang sekarang membutuhkan dakwah menyeru kepada perbaikan dan menjauhi perbuatan yang mungkar. Dakwah harus dilakukan sungguh-sungguh dan bersama-sama dengan melibatkan semua potensi kaum muslimin. Adalah suatu yang tidak dapat diragukan lagi bahwa diantara hak setiap orang yang harus dipenuhi para da’i adalah penjelasan segala hal tentang Islam dan mengenai tujuan yang hendak dicapai oleh dakwah ini. Hendaklah penjelasan ini sederhana, jelas dan lugas sehingga dapat dipahami semua lapisan masyarakat baik cendikia maupun orang awam. Sambutan mereka tentang dakwah sangat tergantung pada pengetahuan mereka mengenai tujuan yang ingin kita raih dan sarana yang kita gunakan. Juga bergantung pada sejauh mana mereka merasakan faedah ketika mereka menerima pola piker ini dan ikut serta menyerukan dalam aktivitas dakwah.
Menghadapi objek dakwah yang berbeda-beda karakteristik, Allah swt telah menentukan metode dakwah ini yaitu dengan hikmah, pengajaran yang baik dan debat dengan cara yang baik pula. Demikin juga Allah telah menjadikan tahapan-tahapan dakwah itu sesuai dengan peringkata objek dakwahnya. Seseorang mau menerima dakwah dan tidak menolaknya hendaklah didakwahi dengan hikmah. Adapun orang yang menerima dakwah, tetapi ia sering lalai dan lengah , maka ia didakwahi dengan mau’izhah hasanah yaitu perinta-perintah atau larangan yang disertai dengan janji dan ancaman sebagai motivator. Adapun orang yang menentang dan tidak percaya, maka diajak berdebat dengan cara yang baik.
Adanya segmentasi objek dakwah diharapkan menjadikan dakwah mampu menjangkau semua lapisan dan diterima dengan baik. Segmentasi ini akan membutuhkan program-program yang bervariasi sehingga setiap segmen mendapat porsi perhatian dan pelayanan yang sesuai dan memadai. Sementara itu segmentasi ini akan menuntut kreativitas dalam metode dakwah sehingga opini yang digulirkan sampai pada semua segmen yang ada. Read more…

Yunani Hormati Demokrasi, Hormati Agama Lain, Tapi Tidak Hormati Islam

Ibukota Yunani Athena adalah satu-satunya di Uni Eropa di mana tidak ada masjid resmi bagi umat Islam, meskipun Yunani telah menjadi gerbang utama bagi imigran dari negara-negara Timur Tengah.
Perwakilan dari masyarakat Pakistan di Yunani mengatakan : “Orang-orang Yunani menciptakan demokrasi, budaya, dan prinsip untuk menghormati terhadap agama-agama lain, tetapi mereka tidak menghormati kita, kita umat Islam, mereka tidak memberikan kita lahan untuk membangun sebuah masjid untuk solat”
Orang-orang Muslim berkumpul di Athena setiap minggu di kamar bawah tanah untuk salat Jumat sehingga tempat itu penuh sesak. Di mana tempat ini adalah ilegal.
Namun,mereka berpikir tentang membangun masjid pertama di zona militer dekat Athena yang dapat menampung hingga 500 orang. Tapi krisis ekonomi dating sehingga pembangunan itu gagal.
Sejak Yunani merdeka dari Kekaisaran Ottoman pada tahun 1832,  pemerintah tidak mengizinkan mereka untuk membangun sebuah masjid di kota, yang mana di yunani agama Kristen Ortodoks mencapai lebih dari 90 persen, sementara itu jumlah Muslim di Athena meningkat setelah Yunani menjadi titik persimpangan utama untuk imigran yang datang ke Uni Eropa.
Menurut beberapa perkiraan bahwa jumlah Muslim di Athena sendiri berjumlah sekitar 300.000 orang, jika dijumlah total  secara keseluruhan mencapai sekitar lima juta.

Air Tidak Bercampur di Dua Lautan Membuat Cousteau Beralih ke Islam


CAPTAIN JACQUES COUSTEAU
Di Perancis, Islam tersebar dengan cepat sekali di kalangan  orang-orang terkenal di berbagai bidang. Jumlah mereka yang meninggalkan kristen dan  memilih Islam sudah mencapai sekitar seratusan ribu orang  Angka itu sudah dikonfirmasikan Dewan Keuskupan Paris sebagai lembaga Katolik tertinggi di Perancis.
Penting untuk diperhatikan, orang-orang yang memilih Islam itu bukan hanya dari kalangan pekerja dan pembantu rumah tangga, melainkan orang-orang terkenal dari berbagai bidang. Diantara mereka inilah Captain Jacques Cousteau yang dunianya penuh dengan penjelajahan dunia bawah air
Sebagai sosok penjelajah yang cukup ternama yang mengawali era banyaknya orang Perancis kembali ke pangkuan Islam , Cousteau mengakui bahwa dirinya telah membuat keputusan terbaik bagi hidupnya dengan memilih Islam . Alasan yang mendorongnya memilih Islam ini adalah petualanganan dan penemuannya bahwa antara Samudera Atlantika dan  Laut Tengah (Mediteraneean) tidak saling bercampur. Fenomena itu tertulis dalam Al Qur’an , padahal Al Qur’an sudah ada sejak  1400an tahun lalu. Berikut peristiwa yang mendorong Cousteau memilih Islam ;
Pada Tahun 1962, para Ilmuwan dari Jerman menyebutkan bahwa perairan Laut Merah dan Samudera Hindia tidak bercampur di sekitar Selat Bab Al Mandab , wilayah pertemuan Teluk Aden dan Laut Merah. Dengan dasar itu, kami memulai penjelajahan untuk memastikan bercampur tidak nya perairan samudera Atlantik dan Laut Tengah .
Pertama-tama, kami selidiki dulu kandungan garam dan tekanan serta ragam kehidupan yang ada di perairan Laut Tengah . Kami mengulang cara penyelidikan yang sama terhadap Samudera Atlantik . Massa air laut di kedua perairan itu telah bertemu (bukan bercampur) di selat Gibraltar selama ribuan tahun. Seharusnya , massa air laut di kedua perairan itu bercampur dan memiliki kesamaan sifat atau setidaknya sifat kandungan garam dan tekanannya sama.
Namun, kenyataannya tidak demikian. Bahkan pada wilayah-wilayah yang menunjukkan jarak paling dekat di antara kedua perairan itu seolah ada pembatas atau membran yang menghalangi percampuran kedua perairan itu.
Saya memberitahu Prof. Maurice Bucaille tentang fenomena itu. Ia mengatakan bahwa hal itu bukan lagi sebuah kejutan karena sudah tertulis dalam Kitab Suci umat Islam, Al Qur’anul Karim . Sungguh , fenomena itu benar-benar sudah tertulis dalam bahasa yang sangat lugas di dalam Al Qur’an.
Saat saya menyadari hal itu, saya pun  yakin dengan kebenaran yang disampaikan Al Qur’an dan Kitab Suci itu adalah perkataan Allah SWT yang sebenarnya. Oleh karena itu, saya memilih Islam sebagai agama yang  paling benar. Hal itu belum termasuk kekuatan spiritual yang ada di dalam ajarannya yang semakin menguatkan saya dalam melewati masa-masa kesedihan yang harus saya lalui sesudah kematian putera saya.”   (“Mereka yang Kembali”,2003)

Dawood Al-Brittani, Kisah Gugurnya Mualaf Inggris dalam Perang Bosnia

Dawood, begitulah pria asal Inggris tersebut mengganti namanya setelah memeluk Islam. Ia adalah mualaf yang gugur di medan jihad pada usianya yang sangat muda, 29 tahun. Namanya begitu populer setelah memutuskan diri untuk membela kaum Muslim dalam pertempuran melawan Pasukan Kroasia di Bosnia pada 1993.

Ia dibesarkan dalam keluarga Kristen. Sejak kecil, ia didik dengan doktrin Kristen hingga menginjak dewasa. Setelah lulus kuliah, ia bekerja pada salah satu perusahaan Komputer di Inggris.
Hingga suatu pagi, Dawood mengagetkan semua orang di kantornya. Tiba-tiba saja, pagi itu ia muncul dengan cara berpakaian berbeda dari biasanya. Ia berpakaian layaknya Muslim di Timur Tengah.
Ternyata, Dawood telah menjadi seorang Muslim. Pakaian yang bernuansa Muslim itu pula yang membuatnya dipecat dari pekerjaannya.
Dawood muda kebingungan. Tidak hanya keluarga, tapi rekan-rekan ditempatnya bekerja juga menolaknya. Karena dia sudah menjadi seorang Muslim. Tak ada yang mau menerimanya ketika itu, selain saudara-saudaranya dari komunitas Muslim.
Ia memutuskan untuk berangkat ke Bosnia bersama dua orang rekan Muslimnya yang lain. Mereka bergabung bersama Muslim Bosnia dengan tujuan bisa hidup secara Islam dan ingin belajar ilmu-ilmu keislaman.
Empat bulan telah berlalu. Beberapa rekannya dari Inggris mengajaknya untuk pulang ke Inggris. Ia menolaknya. Akhirnya ia tetap menetap di Bosnia.
Ia seorang yang sangat cepat belajar ilmu-ilmu Islam. Dawood juga dengan cepat menguasai bahasa Arab. Teman-temannya bercerita bahwa ia adalah seorang Muslim yang taat dan teguh memelihara sunah. Ia termasuk sosok yang disayangi oleh teman-teman dan saudara-saudaranya sesama Muslim di Bosnia.
Ia tidak melewatkan untuk shalat malam, walau cuaca teramat sangat dingin. Bahkan ia sering berdoa sepanjang malam. Ia hanya tidur sebentar dengan posisi tidur meringkuk ke kanan.
Setelah beberapa waktu kemudian, ia bergabung dengan mujahidinBosnia dibawah komando Abul Harith. Komandannya juga sangat menyayangi Dawood karena kasalehannya.
Malam sebelum Dawood gugur di medan pertempuran, ia sempat bermimpi. Dalam mimpi tersebut, ia berjalan di antara dua sisi istana yang sangat besar dan megah.
Ia sempat bertanya ” Siapakah pemilik Istana yang megah ini ?”
“Inilah milik salah seorang syuhada” begitulah jawaban dari mimpinya itu.
Dawood bertanya lagi, “Dimanakah istana milik Abu Ibrahim?” Abu Ibrahim adalah salah seorang teman dekat Dawood yang berkebangsaan Turki. Mereka dahulu bersama-sama datang dari Inggris. Abu Ibrahim ditembak mati oleh PBB Prancis didekat Bandara Sarajevo.
Suara dalam mimpi Dawood tersebut menjawab ” Istana Abu Ibrahim ada di sana”.
Dalam mimpi itu Dawood berlari menuju rumah teman dekatnya Abu Ibrahim. Dalam berlari itu ia terjatuh hingga ia bangun dari tidurnya kemudian menceritakan mimpinya.
Komandannya Abul Haristh sudah menduga bahwa Dawood mungkin akan gugur di medan pertempuran berikutnya setelah mendengar cerita mimpi Dawood. Mungkin saja ia akan segera menyusul sahabatnya Abu Ibrahim, karena ia ceritakan dalam mimpinya bahwa ia berlari menuju Istana Abu Ibrahim.
Keesokan harinya Dawood terlibat dalam sebuah operasi militer melawan Pasukan Kroasia. Dawood tertembak tepat di jantungnya dan tewas seketika. Ia berguling ke bawah bunker Kroasia yang mengakibatkan jasadnya tidak bisa diambil.
Setelah tiga bulan berikutnya, barulah jasad Dawood ditemukan oleh Pasukan Mujahidin. Diceritakan oleh Komandannya Abul Haritsh bahwa jasad Dawood saat ditemukan sudah berbau kesturi. Jasad tersebut ditemukan seperti posisi Dawood tertidur yaitu meringkuk menghadap ke kanan. Subhanallah… – disadur dari Abu Dujanah/KisahMuallaf

Menyikapi Virus Merah Jambu

Redaksi 1 – Kamis, 27 Safar 1434 H / 10 Januari 2013 07:19 WIB
Bismillah…
Bergerak dari rasa kepedulian dan keprihatianan, melihat fenomena yang terjadi saat ini, dimana maksiat sudah dianggap sebagai hal yang lumrah. Bahkan sebagian orang menganggap hal demikian adalah hal yang naluriyah, “jadi ya…ga munafik juga, itu manusiawi!” begitu tanggapan salah seorang mahasiswa universitas ternama di Indonesia. Yap.. pembahasan yang akan diulas kali ini tidak jauh dari “virus merah jambu”.
Virus merah jambu atau yang sering kita sebut “cinta” adalah hal yang tak akan habis-habisnya untuk dibahas. Setiap orang pasti pernah merasakan cinta, setiap orang ingin nyinta dan dicinta. Dan sebagian orang ada yang menjadikan cinta sebagai berhala. Naudzubillah.
Islam tidak pernah melarang siapapun untuk jatuh cinta, karna segala yang ada dalam dunia ini merupakan cerminan cinta Allah yang Maha Mencintai, mencintai makhluqnya sehingga Allah jadikan alam semesta ini dengan kesempurnaan dan sebaik-baiknya penciptaan. Namun bagaimana dengan perasaan cinta kepada lawan jenis yang sering kali melanda hati manusia ???
Tidak ada larangan, dan itulah fitroh manusia. Bahkan Fatimah putri kesayangan Nabi Muhammad pun telah jatuh cinta kepada Ali bin Abi Tholib saat pertama kali bertemu juga Zulaikha yang tergila-gila pada Nabi Yusuf karna pesona ketampanan Nabi Yusuf yang luarbiasa. Maka dari itu fenomena cinta ini merupakan hal yang naluriyah, saya tegaskan kembali bahwa adanya perasaan cinta dalam diri manusia itulah yang naluriyah. Akan tetapi tidak jarang orang yang salah dalam menindak lanjuti perasaan naluriyah ini sehingga kemuliaan cinta yang awalnya bersifat manusiawi kini berubah menjadi hewani.
Mengapa demikian ? Fenomenanya, ketertarikan dengan lawan jenis ini dilanjutkan dengan tindakan-tindakan yang bertentangan dengan ajaran agama kita, islam. Bahkan bagi mereka yang menjalaninya menganggap bahwa “pacaran” hukumnya sah-sah saja dan manusiawi. Kembali pada perintah yang jelas tertulis dalam kitab suci Al-Qur’an, bahwasanya Allah berfirman :
“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (QS.Al-Isra : 32 )

Dalam ayat ini memang tidak secara langsung menegaskan bahwa pacaran itu dilarang, namun pada realitas yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari pacaran merupakan pintu gerbang yang paling mudah untuk memasuki jurang perzinahan. maka sangatlah pantas jika pacaran dikategorikan sebagai implementasi perzinahan, bahkan menurut teori psikoseksual pacaran merupakan salah satu bentuk pelampiasan seksual.
Ini berarti pengkategorian pacaran sebagai salah satu bentuk perzinahan telah dibenarkan oleh teori-teori yang ada, karena faktanya orang yang menjalani pacaran sangat jarang terhindar dari aktivitas: saling bersentuhan, saling memandang, berkhalwat (berdua-duan), bermanja-manja / melembutkan suara bagi perempuan. Padahal dalil-dalil yang melarang aktifitas-aktifitas di atas sudah cukup jelas. Mengenai aktifitas saling bersentuhan, Nabi Muhammad Saw bersabda :
 “Kepala salah seorang ditusuk dengan jarum dari besi itu lebih baik baginya daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya.”(HR. Ath-Thabarani dalam Al-Kabir 20/210 dari Ma’qil bin Yasar radhiyallahu ‘anhu, lihat Ash-Shahihah no. 226)
Ini berarti kepala sesorang yang ditusuk dengan jarum besi saja merupakan hal lebih baik daripada sesorang menyentuh wanita yang bukan mukhrim, lantas bagaimana hukuman bagi orang yang saling bersentuhan (dengan kesengajaan) ? Wallahu a’lam. Yang pasti Nabi Muhammad saw telah memberikan peringatan keras dalam hadits tersebut.
Kemudian disusul dengan aktivitas saling memandang. Al-Qur’an sangat jelas memerintahkan baik laki-laki maupun perempuan untuk saling menundukkan pandangan, dalam Surat An-Nisa ayat 30-31, Allah berfirman :
Katakanlah kepada laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”.(An-Nissa : 30)
Katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya……” (An-Nissa : 31)


Namun pada kenyataannya, aktivis pacaran tidak akan memperdulikan perintah agung ini.
dalam riwayat lain  Dari Buraidah radliyallaahu ‘anhu, bahwasannya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :
يَا عِلِيُّ، لَا تُتْبِعِ النَّظْرَةَ النَّظْرَةَ، فَإِنَّ لَكَ الْأُولَى وَلَيْسَتْ لَكَ الآخِرَةُ
Wahai ‘Ali, janganlah kamu mengikutkan pandangan dengan pandangan. Sesungguhnya bagimu hanyalah pandangan yang pertama, dan bukan yang setelahnya”.
Artinya bahwa pandangan yang pertama adalah pandangan tiba-tiba tanpa kesengajaan, maka adanya pandangan pertama itu diampuni, tanpa dosa. Namun tidak boleh melanjutkan pandangan dengan pandangan yang kedua yang dimaksudkan untuk menikmati, karna melalui pandangan pun akan menjerumuskan pelakunya dalam kategori zina.
Dari Abu Hurairah radliyallaahu ’anhu, dari Nabi shallallaahu ’alaihi wasallam bahwasannya beliau bersabda :
كُتِبَ عَلَى ابْنِ أدَمَ نَصِيْبُهُ مِنَ الزِّنَا، مُدْرِكٌُ ذَلِكَ لَا مَحَالَةَ، فَالْعَيْنَانِ زِنَاهُمَا النَّظَرُ، وَالْأُذُنَانِ زِنَاهُمَا الْإِسْتِمَاعُ، وَاللِّسَانُ زِنَاهُ الْكَلَامُ، وَالْيَدُ زِنَاهَا الْبَطْشُ، وَالرِّجْلُ زِنَاهَا الْخُطَا، وَالْقَلْبُ يَهْوَى وَيَتَمَنَّى، وَيُصَدِّقُ ذَلِكَ الْفَرْجُ وَيُكَذِّبُهُ
”Telah dituliskan atas Bani Adam bagian dari zina yang pasti ia melakukannya, tidak bisa tidak. Maka,zina kedua mata adalah melihat (yang diharamkan), zina kedua telinga adalah mendengar (yang diharamkan), zina lisan adalah berkata-kata (yang diharamkan), zina tangan adalah memegang (yang diharamkan), zina kaki adalah melangkah (ke tempat yang diharamkan), hati berkeinginan dan berangan-angan, dan kemaluan membenarkan itu semua atau mendustakannya”.
Jadi, perintah Allah kepada hambanya baik laki-laki maupun permpuan untuk menundukkan pandangan tidak lain adalah untuk menghindari diri dari perbuatan zina sebagaimana telah ditetapkan bahwa zina kedua mata adalah dengan melihat/memandang (yang diharamkan).
Larangan untuk berdua-duaan. Rasulullah saw. bersabda :
“Sungguh tidaklah seorang laki-laki bersepi-sepi (berduaan) dengan seorang wanita, kecuali yang ketiga dari keduanya adalah syetan.” (HR. at-Tirmidzi)

Hadits ini menegaskan diharamkannya berkhalwat bagi seorang pria dengan wanita asing atau bukan mahramnya. Karena Nabi saw melalui syariat ini menginginkan kita menghindari banyak penyakit sosial dan fisik.
Dalam sebuah penelitian mutakhir, diketahui bahwa ketika laki-laki yang berkhalwat dengan perempuan yang bukan mahrom yang memiliki daya tarik tinggi, itu akan memacu meningkatnya hormon kortisol yang merupakan hormone petanggung jawab terjadinya stress dalam tubuh. Hanya dengan duduknya seorang laki-laki  selama lima menit bersama seorang wanita maka laki-laki akan mengalami kenaikan hormone dengan proporsi tinggi.
Para ilmuwan mengatakan bahwa hormon kortisol sangat penting bagi tubuh dan berguna untuk kinerja tubuh, tetapi dengan syarat mampu meningkatkan proporsi yang rendah, jika terjadi peningkatan hormon dalam tubuh dan berulang terus menerus proses tersebut, maka hal itu dapat menyebabkan penyakit serius seperti penyakit jantung, tekanan darah tinggi, diabetes dan penyakit lainnya yang mungkin meningkatkan nafsu seksual.
Melembutkan suara (bagi perempuan) juga sering terjadi dalam aktivitas pacaran. Padahal Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah berfirman:
“Maka janganlah kalian merendahkan suara dalam berbicara sehingga berkeinginan jeleklah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang ma‘ruf.” (Al-Ahzab: 32)
Mungkin sebagian kita akan berdalih “ loh, itukan hanya bersuara ? apa salahnya kalau perempuan itu bersuara, fitrahnya perempuan memang dengan kelembutannya !”
Ketahuilah, bahwa suara perempuan merupakan aurat yang dapat menimbulkan fitnah bagi laki-laki. Maka dari itu dalam seni bergaul islam hal ini sangat diperingatkan kepada wanita agar senantiasa berbicara seperlunya kepada lawan jenis, dengan tidak melembutkan suara dan menundukkan pandangan.

Beberapa waktu yang lalu teman saya pernah menyanggah bahwa pacaran tidak selalu identik dengan hal-hal negative, “saya pacaran tapi merujuk pada hal-hal yang positif, nyemangatin belajar, jadi punya temen curhat, ya pokoknya pacaran yang positif lah!”, begitu ucap teman saya.


Kembali pada aspek-aspek pacaran, bagaimana aktivitasnya saya pastikan ketika dua orang yang  saling mempunyai rasa ketertarikan sehingga keduanya memutuskan untuk berpacaran, maka aktivitas-aktivitas yang ada di dalamnya tidak akan terhindar dari hal-hal yang sebelumnya telah saya sebutkan, seperti: saling memandang, saling bersentuhan, berdua-duaan (khalwat), dan melembutkan suara bagi perempuan. Setidaknya kalaupun dua orang yang berpacaran tidak bersentuhan, aktivitas saling memandang dan berkhalwat itu pasti terjadi.

Lantas bagaimana bagi mereka yang berpacaran tapi tidak pernah bertemu sebelumnya, misalnya mereka hanya saling mengenal lewat ponsel, komunikasi yang mereka bangun hanya lewat telepon saja ???

Kendati pun komunikasi hanya melalui telepon, pacaran apapun itu bentuknya tidak akan terhindar dari unsur-unsur zina. Ketika dua orang yang dimabuk cinta saling berkomunikasi, setuju atau tidak,  pihak wanita pasti akan melembutkan suara, dan keduanya akan saling bermanja. Perlu kita ketahui bahwa dengan hanya mendengar suara wanita, itu akan mampu membangkitkan syahwat laki-laki. Maka dari itu adanya larangan untuk melembutkan suara ketika berbicara dengan lawan jenis bukanlah tanpa sebab, tapi larangan itu dibuat agar manusia selamat dari azab Allah yang amat pedih.

Apapun alasan yang dibuat manusia, tetaplah segala sesuatu yang dilarang Allah itu berarti hukumnya haram dan mengandung banyak mudhorot. Ada yang beralasan, “kami berpacaran semata-mata karna ingin saling mengingatkan, dan mengajak kepada kebaikan. Mengingatkan sholat, qiyamul lail bersama, ngaji sama-sama, itukan positif !”

Ya, aktivitasnya memang positif, tapi niatnya sudah berbeda. Rajin sholat karena pacar, rajin ngaji karna pacar, qiyamul lail karna pacar, bukan karna Allah. Lalu kalau sudah putus sama pacar, akankah ibadah ini akan bertahan ?. 95% tentu tidak, ibadah ini lambat laun akan menurun, musnah dan bisa jadi seseorang ini justru akan lebih buruk dari sebelumnya. Ko bisa ? sangat bisa, karna segala sesuatu yang dilakukan bukan karna Dzat yang Maha Kekal, sifatnya tidak kekal. Ia akan pudar sedikit demi sedikit karna merasa kehilangan factor pendorong ibadahnya, lantas dalam kurun waktu tertentu semangat ibadah ini akan hilang sama sekali.


Maka tidak ada alasan bagi seseorang untuk mengatakan bahwa pacaran itu positif. Lalu bagaimana solusi bagi mereka yang berpacaran agar tidak dikategorikan zina ?
Solusinya, ya putusin pacar, dan jangan pacaran lagi. Jika memang sudah siap untuk mempertanggungjawabkan rasa cinta, maka islam memberikan jalan yang paling tepat dan barokah ialah dengan menikah. Jika belum mampu menikah maka perbanyaklah berpuasa. Loh apa hubungannya puasa dengan cinta ?. Nyambung dong! dengan puasa kita mampu mengontrol hawa nafsu, dengan puasa kita akan lebih terjaga dari hal-hal yang berbau maksiat, dengan berpuasa kita akan lebih banyak mengingat Allah. Dan dengan itulah Allah juga akan membantu hamba-Nya yang sungguh-sungguh dalam ketaatan kepada-Nya.

Untuk menjauhkan diri dari dorongan syahwat yang akan menjerumuskan manusia dalam kemaksiatan, sebenarnya solusinya bukan hanya dengan berpuasa, bisa dengan membiasakan pola hidup sehat, seperti olah raga. Dengan olah raga tubuh akan mampu mengontrol hormon-hormon yang bertanggung jawab terhadap peningkatan syahwat, karna nyatanya meningkatnya syahwat bukan hanya karna dorongan nafsu syaithan tapi juga karna adanya ketidakseimbangan hormone yang terdapat dalam tubuh manusia.

Kemudian disusul dengan memperbanyak dzikrullah, berkumpul dengan orang sholeh, baca qur’an dan maknanya, dan sholat malam. Ko jadi kaya tombo ati ?
Yup.. bener banget, solusi ini emang diambil dari 5 perkara tombo ati, bukan karna ga punya ide lagi buat nulis tapi segala bentuk kemaksiatan pasti berakar pada hati yang berpenyakit.  Rosulullah bersabda: “Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung)” (HR. Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599).

Jadi jelas segala sesuatu yang ada pada diri kita bersumber dari hati, jika hati kita baik maka apa yang kita lakukan adalah hal yang baik, tapi jika hati berpenyakit maka apa yang kita lakukan adalah hal yang buruk. Maka dari itu 5 perkara tombo ati ini sangat berpengaruh untuk perbaikan hati yang akan berimbas pada baiknya seluruh jasad. Wallahu a’lam bishshowab…

Ira Azhari, Pendidikan Matematika – Universitas Muhammadiyah Jakarta 2012/2013

Copyright @ 2013 LDF AL-Mizan.