Katakanlah, ‘ jika kalian
benar-benar mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan
mengampuni dosa kalian. Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang ( QS. Ali Imran
: 31)
Sesungguhnya telah datang kepadamu
seorang rasul dari kaummu sendiri, tersa berat olehnya penderitaanmu, sangat
menginginkan (keimanan) bagimu, serta amat belas kasihan dan penyayang terhadap
orang-orang mukmin (QS. At-taubah : 128)
Saudara-saudaraku
sekalian ketahuilah bahwa Rasulullah SAW. Bersabda “ Siapa yang mengikuti
sunnahku di saat rusaknya ummatku, ia akan mendapat pahala seratus orang yang
mati syahid (HR. Ibn Adiy dalam Al-Kamil)”
Ya,
saudara-saudaraku yang dirahmati Allah bahwa mengikuti sunnah Nabi SAW.
Benar-benar mempunyai nilai yang sangat tinggi. Apalagi disaat bid’ah menyebar
luas. Mengikuti sunnah dalam kondisi
demikian memiliki nilai yang lebih tinggi dan lebih istimewa. Khususnya
lagi, ketika ummat berada dalam kerusakan. Ketika kita mengikuti adab kecil
dari sunnah menunjukkan adanya ketakwaan yang agung serta iman yang kuat dalam
sanubari. Sebab, mengikuti sunnah nabi yang suci secara langsung akan
mengingatkan kita kepada Rasul yang paling agung. ingatan dan kesadaran kita yang
bersumber dari sikap yang mengikuti as-sunnah tersebut akan berubah menjadi
kesadaran akan adanya pengawasan Ilahi. Bahkan kebiasaan dan perbuatan alamiah kita
yang paling sederhana pun seperti makan, minum, tidur dan lainnya jika ia
dilakukan dengan mengikuti sunnah akan berubah menjadi sebuah amal ibadah yang
mendapat ganjaran pahala. Sebab, berbagai kebiasaan itu dilakukan dengan niat
mengikuti Rasul SAW. Sehingga yang terbayang adalah bahwa kita sedang
menjalankan salah satu adab agama seraya menyadari posisi Nabi SAW. Sebagai
penggenggam syariat. Dari sana, kalbu kita akan mengarah kepada pembuat syariat
hakiki yaitu Allah taala. Sehingga kita pun akan mendapat ketentraman,
kedamaian dan pahala ibadah.
Demikianlah,
saudaraku sekalian dari uraian diatas dapat kita pahami bahwa siapa yang
menjadikan peneladanan sunnah beliau sebagai kebiasaan kita, berarti kita telah
mengubah kebiasaan kita tersebut menjadi sebuah ibadah sehingga kita bisa
membuat semua usia kita berbuah dan menghasilkan pahala. ( dikutip dari buku
ulama kontemporer turki, Bedi’u zaman Said Nursi)
0 komentar:
Posting Komentar