Sabtu, 30 Maret 2013

Pelantikan Pengurus LDF Al-Mizan Fakultas Ekonomi Unsyiah 2013-2014


Darussalam – Lembaga Dakwah Fakultas (LDF) Al-Mizan Fakultas Ekonomi Unsyiah mengadakan Maulid Nabi Muhammad SAW di Aula Fakultas Ekonomi Unsyiah, Minggu, (24/3/13).
Ketua panitia, Ikhsan mengatakan acara tersebut digelar agar menambah kecintaan kepada Rasulullah SAW dan juga mempererat tali silaturahmi antar sesama mahasiswa ekonomi. Selain Maulid Nabi, LDF Al-Mizan juga melantik Pengurus LDF Al-Mizan Periode 2013-2014.
Ustad Fauzi Shaleh, penceramah maulid yang merupakan Dosen IAIN Ar-raniry membicarakan napak tilas kehidupan Rasulullah sebagai pemersatu ummat.
“Madinah merupakan model dari negara yang menjadi idaman Masyarakat modern,” kata Ustad Fauzi Shaleh penceramah pada Maulid Nabi Muhammad SAW yang diselenggarakan oleh (LDF) AL-Mizan Fakultas Ekonomi Unsyiah, Minggu(24/3/13) di Aula Fakultas Ekonomi Unsyiah.
Ia menyebutkan negara madinah yang dibangun oleh Nabi Muhammad SAW adalah cikal bakal gambaran negara Modren sekarang ( Modren Civilizations) atau yang sering dikenal dengan Negara Madani. “Model dari negara-negara yang menjadi idaman Masyarakat modern, dimana disana terdapat masyarakat multikultural, yang saling toleransi dalam naungan hukum Islam,” ujar Ustad Fauzi.
Menurutnya sebelum rasulullah saw hijrah, penduduk madinah (Yastrib) yang terdiri dari banyak suku-suku saling berperang . Suku-suku yang paling terkenal permusuhanya adalah suku Aus dan suku Kazrajd.
Dosen IAIN ini menambahkan, ketika Rasulullah hijrah ke Madinah sekaligus membawa pesan perdamaian. Kedua suku yang awalnya saling berperang, berubah menjadi sahabat yang setia satu dengan lainnya dalam bingkai Ansharullah, dan kaum Anshar dipersahabatkan dengan kaum Muhajirin. “Maka bertambah dekatlah hubungan ukhuwah Islamiyah di antara mereka, inilah pesan perdamaian dan persahabat yang dibawa oleh rasulullah SAW,”jelasnya kemudian.
Dalam acara itu, turut hadir PD 3 Fakultas Ekonomi, Dosen-Dosen, Mahasiswa, dan pengurus-pengurus Lembaga Unit Kegiatan Mahasiswa unsyiah.
Ikhsan berharap “agar kita senantiasa selalu mencintai Rasul dan berselawat atasnya, karena inilah suatu kenikmatan yang tak terhingga yang sering di abaikan”,tutupnya.
Sumber:detak-unsyiah.com

Jumat, 15 Maret 2013

IKHLAS

اَلإِْخْلاَصُ
IKHLASH
1. تـَـعْـرِيـْـفُـهُ
- لُغَةً   : الْخُلُوْصُ وَالنَّقِيَّةُ مِنَ الشَّوَائِبِ
- إِصْطِلاَحًا: نِيَّةُ اِبْتِغَاءِ وَجْهِ الله وَحْدَهُ بِالْعَمَلِ دُوْنَ إِشْرَاكِ أَحَدٍ غَيْرَهُ وَتَخْلِيْصِ نِيَّتِهِ مِنَ الشَّوَائِبِ الَّتِيْ تُفْسِدُهُ
I. Definisi
-    Menurut Bahasa: Murni dan bersih dari penyakit
-    Menurut istilah: Beramal hanya karena Allah saja, dan bukan karena yang lain, serta membersih-kannya dari penyakit-penyakit yang merusaknya.


2. أَهَمِّيَةُ اْلإِخْلاَصِ
1.    مِنْ أَهَمِّ أَعْمَالِ الْقُلُوْبِ. قَالَ رَسُوْلُ الله:  إِنَّ اللهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَلاَ أَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوْبِكُمْ وَأَعْمَاِلكُمْ . رواه مسلم. وَقَالَ ابْنُ الْقَيِّمِ رَحِمَهُ الله: " أَعْمَالُ الْقُلُوْبِ هِيَ اْلأَصْلُ وَأَعْمَالُ الْجَوَارِحِ تَبَعٌ وَمُكْمِلَةٌ، وَإِنَّ النِّيَةَ بِمَنْزِلَةِ الرُّوْحِ وَالْعَمَلَ بِمَنْزِلَةِ الْجَسَدِ"
2.   الإِخْلاَصُ أَحَدُ شَرْطَيْ قَبُوْلِ الْعَمَلِ. قَالَ تَعَالَى: الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ (67 : 2 ) قَالَ الْفُضَيْلْ اِبْنُ عِيَاضْ : أَحْسَنُ عَمَلاً أَيْ أَخْلَصُهُ وَأَصْوَبُهُ
3.   اَلْإِخْلاَصُ يُعَظِّمُ الْعَمَلَ الصَّغِيْرَ وَالرِّيَاُء يُحَقِّرُ الْعَمَلَ الْعَظِيْمَ.  قال تعالى: وَقَدِمْنَا إِلَى مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاءً مَنْثُورًا(23: 25) قَالَ ابْنُ الْقَيِّمْ : هِيَ اْلأَعْمَالُ الَّتِي كَانَتْ عَلَى غَيْرِ سُنَّةٍ أَوْ أُرِيْدَ بِهَا غَيْرَ وَجْهِ اللهِ. قَالَ عَبْدُاللهِ ابْنِ الْمُبَارَكْ: رُبَّ عَمَلٍ صَغِيْرٍ تَكْثُرُهُ النِّيَّةُ وَرُبَّ عَمَلٍ كَثِيْرٍ تُصْغِرُهُ النِّيَةُ.
4.   اَلإِخْلاَصُ حِصْنُ الْمُؤْمِنِ مِنْ نَزَغَاتِ الشَّيْطَانِ. قَالَ تَعَالَى: إِلاَّ عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ ( 15: 40) قَالَ مَعْرُوْفْ اَلْكَرْخِي: يَا نَفْسِيْ أَخْلِصِيْ تَتَخَلَّصِيْ.
5.   كَثْرَةُ اِهْتِمَامِ السَّلَفِ عَلَيْهِ. كَتَبَ عُمَرُ ابْنُ الْخَطَّابِ إِلَى أَبِيْ مُوْسَى اَلْعَشْعَرِيْ: مَنْ خَلَصَتْ نِيَّتُهُ كَفَاهُ اللهُ مَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ النَّاسِ.

II. Urgensi Ikhlash
1.      Adalah merupakan kerja hati yang paling penting. Rasulullah Bersabda: ”Sesungguhnya Allah tidak melihat rupa kalian dan juga pada harta kalian, akan tetapi Allah melihat hati dan amal kalian.” ( HR. Muslim).
Ibnul Qayyim berkata: ”Kerja hati adalah utama dan kerja badan adalah mengikut dan penyempurna, niat itu bagaikan ruh dan amal bagaikan jasad.”
2.      Ikhlash merupakan salah satu syarat diterimanya amal. Allah berfirman: “Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS.67: 2) Al-fudlail bin ‘Iyadl berkata:  “yang dimaksud dengan “yang lebih baik amalnya” adalah yang paling ikhlash dan paling benar”

3.      Ikhlash memperbesar amal yang kecil dan riya’ mengecilkan amal yang besar. Allah berfirman: ”Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan.” (QS. 23: 25) Imam Ibnul Qayyim berkata: Yang dimaksud dengan ayat diatas adalah: Amal yang tidak sesuai dengan sunnah atau amal yang dilakukan bukan karena Allah. Ibnu Abdullah bin Al-Mubarak berkata: Banyak amal yang kecil yang menjadi besar karena niyat, dan banyak amal yang besar menjadi kecil karena niyat.”

4.      Ikhlash merupakan benteng bagi seorang mu’min dari godaan syetan Allah berfirman: ” kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka".(QS. 15: 40) Al-Ma’ruf Al-Karkhi Berkata: ”Wahai jiwaku berlaku ikhlash-lah engkau akan terbebas dari segala masalah.

5. Ulama’-ulama’ salaf  menaruh perha-tian besar dalam mmasalah ini Umar bin Al-Khattab ketika menulis surat kepada Abu Musa Al-Asyari berkata: ” Siapa yang niatnya telah ikhlash, Allah akan menjadi pelindungnya dari yang lain. 
3. ثمَرَاَتُ اْلإِخْلاَصِ
1.   قَبُوْلُ اْلأَعْمَالِ. قَالَ رَسُوْلُ اللهِ: إِنَّ اللهَ لاَيَقْبَلُ مِنَ الْعَمَلِ إِلاَّ مَا كَانَ لَهُ خَالِصًا وَابْتَغَى بِهِ وَجْهَهُ/ رواه النسائى. وقال أيضا: إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالِّنيَّاتِ وَإِنَّماَ لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى الدُّنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ اِمْرَءَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلىَ مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ/ البخاري
2.   اَلنُّصْرَةُ وَالتَّمْكِيْنْ. قَالَ رَسُوْلُ الله: ِإنَّمَا يَنْصُرُ اللهُ هَذِهِ الْأُمَّةَ بِضَعِيْفِهَا بِدَعْوَتِهِمْ وَصَلاَتِهِمْ وَإِخْلاَصِهِمْ/ النسائى
3.   نَقَاءُ الْقَلْبِ مِنَ الْحِقْدِ وَالْغِلِّ وَالْخِيَانَةِ. قَالَ الرَّسُوْلُ فِى حَجَّةِ الْوَدَاعِ: " ثَلاَثٌ لاَيَغُلَّ عَلَيْهِنَّ قَلْبُ امْرِءٍ مُؤْمِنٍ : إِخْلاَصُ الْعَمَلِ لِلَّهِ، وَالْمُنَاصَحَةِ لأَئِمَّةِ الْمُسْلِمِيْنَ وَلُزُوْمُ جَمَاعَتِهِمْ، فَإِنَّ دُعَاءَهُمْ يُحِيْطُ مِنْ وَرَائِهِمْ"/ الترمذي. أَيْ لاَيَدْخُلُهُ حِقْدٌ يُزِيْلُهُ عَنِ الْحَقِّ
4.   مَغْفِرَةَ الذُّنُوْبِ. قِصَّةُ حَدِيْثِ الْبِطَاقَةِ
5.   قَلْبُ الْمُبَاحَاتِ إِلىَ الطَّاعَاتِ. وَفِىالْحَدِيْثِ: وَفِىْبُضْعِ أَحَدِِكُمْ صَدَقَةْ/ مسلم
6.   تَنْفِيْسُ الْكُرُوْبِ وَإِجَاَبةِ الدُّعَاءِ. قِصَّةُ الثَّلاَثَةِ الَّذِيْنَ دَخَلُوا الْغَارَ فَسُدَّتْ بِالْحِجَارَةِ.
7.   قِلَّةُ الْوَسَاوِسِ وَالْأَوْهَامِ. قَالَ تَعَالَى: قَالَ رَبِّ بِمَا أَغْوَيْتَنِي لأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الأَرْضِ وَلأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ . إِلاَّ عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ ( 15: 39-40)
8.   إِدْرَاكِ اْلأَجْرِ وَإِنْ عَجِزَتْ عَنِ الْعََمَلِ. فِى الْحَدِيْثِ: إِنَّ أَقْوَامًا خَلَّفَنَا بِالْمَدِيْنَةِ مَا سَلَكْناَ شَعْباً وَلاَ وَادِيًا إِلاَّ وَهُمْ مَعَنَا، حَبَسَهُمُ الْعُذْرُ/ البخاري.
III. Buah-Buah Ikhlash.
1.      Diterimanya amal. Rasulullah Bersabda: “Sesungguhnya Allah tidak menerima amal kecuali yang murni untuk-Nya dan dalam rangka mencari Ridlanya.” (HR. Nasai) Dalam hadis yang lain Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya amal itu tergantung pada niat, dan segala sesuatu itu tergantung dengan apa yang diniatkan, barang siapa yang berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrah itu untuk Allah dan rasulnya, dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia atau wanita yang akan dinikahi, maka hijrahnya sesuai dengan apa yang diinginkan.”   ( HR. Bukhari)

2.      Mendapat pertolongan dan dukungan. Rasulullah Bersabda: ”Sesungguhnya Allah akan menolong ummat ini dengan ummat yang lemah diantara mereka. Yaitu dengan do’a mereka, shalat mereka dan keikhlasan mereka. (HR. An-Nasa’i)

3.      Hati bersih dari kebencian, sakit hati dan khiyanat. Dalam haji wada’ Rasulullah bersabda: ” Ada tiga hal yang tidak menyebabkan kebencian dalam kalbu seoarang mu’min; beramal dengan ikhlash karena Allah, saling memberi nasihat bagi pemimpin, dan komitmen dalam jamaah, sebab do’a mereka selalu menyertai mereka dari belakang” (HR.Tirmidzi) Maksudnya adalah bahwa kebencian tidak akan masuk kedalam kalbu mereka yang menyebabkan hilangnya kebenaran.

4.      Diampunkan dosa-dosanya. Seperti kisah hadis bitokoh.

5.      Mengubah amalan mubah menjadi sunnah. Rasulullah Bersabda: ” dalam melakukan hubungan suami istri merupakan sadakah” (HR. Muslim)

6.      Mendapat jalan keluar dari kesulitan dan dikabulkannya do’a. Seperti kisah tiga orang yang terperangkap dalam goa.

7.      Menghilangkan keraguan dan bisikan setan. Allah berfirman: ” Iblis ber- kata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma`siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka".

8.      Mendaapatkan pahala walau tidak mampu beramal. Rasulullah bersabda: ”Sesungguhnya banyak orang yang tiggal di Madinah, kita tidak menempuh lembah atau menuruni jurang kecuali mereka ikut mendapat pahala, mereka terhalang udzur. (HR. Bukhari)
4. صِفَاتُ الْمُخْلِصِيْنَ
1.   يُرِيْدُوْنَ وَجْهَ اللهِ. جَاءَ أَعْرَبِيُّ إِلَى الرَّسُوْلِ فَقَالَ : يَا رَسُوْلَ اللهِ، اَلرَّجُلُ يُقَاتِلُ حَمِيَّةً, وَالرَّجُلُ يُقاَتِلُ شَجاَعَةً، وَالرَّجُلُ يُقَاتِلُ لِيُرَى مَكَانَهُ فَأَيُّهُمِ فِىْ سَبِيْلِ اللهِ؟. فَقَالَ: "مَنْ قَاتَلَ لِتَكُوْنَ كَلِمَةَ اللهِ هِيَ الْعُلْيَا فَهُوَ فِى سَبِيْلِ اللهِ "/ متفق عليه
2.   عَمَلًُ الْخَلْوَةِ أَحَبُّ إِلَيْهِ مِنْ عَمَلِ الْجَلْوَةِ. قَالَ تَعَالَى: وَالَّذِينَ صَبَرُوا ابْتِغَاءَ وَجْهِ رَبِّهِمْ وَأَقَامُوا الصَّلاةَ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلاَنِيَةً وَيَدْرَءُونَ بِالْحَسَنَةِ السَّيِّئَةَ أُولَئِكَ لَهُمْ عُقْبَى الدَّارِ ( 13: 22) وَقَالَ أَيْضًا : إِنْ تُبْدُوا الصَّدَقَاتِ فَنِعِمَّا هِيَ وَإِنْ تُخْفُوهَا وَتُؤْتُوهَا الْفُقَرَاءَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَيُكَفِّرُ عَنْكُمْ مِنْ سَيِّئَاتِكُمْ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ (2: 271) قَالَ رَسُوْلُ اللهِ : " وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتىَّ لاَتَعْلَمُ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِيْنُهُ.
3.   بَاطِنُهُمْ أَعْمَرُ مِنْ ظَاهِرِهِمْ. قَالَ رَسُوْلُ اللهِ: " لأَعْلَمَنَّ أَقْوَامًا مِنْ أُمَّتِي يَأْتُوْنَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِحَسَنَاتِ أَمْثاَلِ جِبَالِ تِهَامَةَ بَيْضَاءَ فَيَجْعَلُ اللهُ هَبَاءًا مَنْثُوْرًا. قَالَ يَا رَسُوْلَ اللهِ صِفْهُمْ لَنَا، قَالَ : أَمَا إِنَّهُمْ إِخْوَانُكُمْ، وَمِنْ جِلْدَتِكُمْ، وَيَأْخُذُوْنَ مِنَ اللَّيْلِ كَمَا تَأْخُذُوْنَ، وَلَكِنَّهُمْ أَقْوَاٌم إِذاَ خَلَوْ مَحَارِمَ اللهِ إِنْتَهَكُوْهَا".

4.   خَائِفُوْنَ مِنْ عَدَمِ الْقَبُوْلِ. قَالَ تَعَالَى: وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا ءَاتَوْا وَقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ أَنَّهُمْ إِلَى رَبِّهِمْ رَاجِعُونَ (23: 60) وَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ: "اَلَّذِيْنَ يَصُوْمُوْنَ وَيُصَلُّوْنَ وَيَتَصَدَّقُوْنَ وَهُمْ يَخَافُوْنَ أَلاَّ يُقْبَلُ مِنْهُمْ أُولَئِكَ الَّذِيْنَ يُسَارِعُوْنَ فِى الْخَيْرَاتِ"/ الترميذي
IV. Sifat-sifat orang yang ikhlash.
1.      Hanya mengharap Ridla dari Allah. Seorang badui datang kepada Rasulullah dan berkata: Wahai Rasulullah, seorang berperang karena fanatisme, atau karena keberanian, atau untuk menunjukkan kehebatan, mana yang terma-suk sabilillah?, Rasulullah bersabda: Barang siapa yang berperang untuk meninggikan kalimah Allah, dialah yang termasuk sabilillah. (HR. Bukhari Muslim)

2.      Beramal dengan sembunyi-sembunyi lebih dia sukai daripada didepan umum. Allah berfirman: ” Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan Tuhannya, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik)” (QS. 13:22) Dalam ayat Yang lain Allah berfirman: ” Jika kamu menampak-kan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyem-bunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapus-kan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan..” (QS. 2:271) Rasulullah bersabda: ”Seorang yang bersadaqah kemudian disembunyikan, hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang di infakkan oleh tangan kanannya.”

3.      Batin mereka lebih hidup dari lahiriyahnya. Rasulullah bersabda: Sungguh akan ada kaum dari ummatku, datang dihari kiyamat dengan membawa kebajikan sebesar gunung tihamah, berwarna putih, kemudian Allah menjadikan amal tersebut seperti fatamurgana. Para sahabat berkata, jelaskanlah kepada kami wahai Rasulullah?, Rasulullah bersabda: Mereka adalah saudara kalian, dan dari bangsa kalian, mereka melakukan kiyamullail seperti kalian, akan tetapi mereka adalah kaum yang apabila mendapat-kan kesempatan melanggar aturan Allah, mereka melanggarnya.

4.      Mereka takut amal mereka tidak diterima. Allah berfirman: ” Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka(QS. 23:60) Rasulullah bersabda: ”Orang-orang yang berpuasa, sholat, dan ber sedekah, dan mereka takut amal mereka tidak diterima, mereka itulah orang-orang yang bersegera kepada kebaikan. (HR. Tirmidzi)
5. اَلسَّبِيْلُ إِلَى اْلإِخْلاَصِ
1.   مَعْرِفَةُ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ بِأَسْمَائِهِ وَصِفَاتِهِ
2.   اَللُّجُوْعُ إِلَى اللهِ بِالدُّعَاءِ
3.   مَعْرِفَةُ عَوَاقِبِ الرِّيَاءِ
4.   مَعْرِفَةُ ثَمَرَاتِ اْلإِخْلاَصِ
5.   إِخْفَاءُ الْعِبَادَةِ وَإِسْرَارِهَا
6.   صُحْبَةُ الْمُخْلِصِيْنَ وَعِبَادُ اللهِ الصَّالِحِيْنَ
7.   اَلزُّهْدُ بِمَا عِنْدَ النَّاسِ
8.   مُحَاسَبَةُ النَّفْسِ
9.   اَلْقِرَاءَةُ فِى سِيَرِ السَّلَفِ

V. Jalan Menuju Ikhlash

1.       Mengenal Allah SWT. Lengkap dengan asma dan sifat-Nya
2.      Kembali kepada Allah dengan memperbanyak berdo’a
3.      Mengenal dampak riyak
4.      Mengenal buah/hasil dari perbuatan ikhlash
5.      Menyembunyikan dan merahasiakan ibadah
6.      Berteman dengan orang-orang yang ikhlash dan hamba-hamba Allah yang shaleh
7.      Zuhud terhadap apa yang dimiliki oleh orang lain
8.      Senantiasa melakukan muhasabah
9.      Mempelajari biografi para ulamak salaf  shaleh



Surat Untuk Pengurus LDF Al-mizan yang dirahmati Allah

“ Inspiratif” Nilai kesembilan dalam karakter pemimpin
Pengurus LDF Al-Mizan yang saya banggakan. Ketahuilah bahwa saya mencintai kalian semua karna Allah, dan kalian juga mencintai saya karna Allah, dan biarlah Allah, Rasul dan orang-orang mukmin sebagai saksi atas apa yang kita kerjakan dijalan-Nya. Amiin
 saudara-saudaraku sekalian untaian kata-kata yang saya kirim untuk pengurus sekalian yang sayakutip dari buku karangan Ery Sudewo ini menjadi sebuah refleksi,muhasabah diri kita menuju akselerasi (percepatan) perubahan kedepan menjadi lebih baik terkhususnya bagi pribadi dan karakter kita.
Pengurus sekalian karakter sangat berperan besar dalam merubah sudut pandang kita semua. Karena perlu kita tekankan bersama bukan orang-orang yang menjabat sebagai ketua dalam Sebuah organisasi saja yang di sebut sebagai pemimpin, akan tetapi kita semua adalah pemimpin yang bertanggung jawab atas apa yang kita pimpin. Seperti yang kita ketahui Rasul melalui hikmah hadisnya mengatakan kullukum raa’in wa kullukum mas’uulun ‘an raa’iyatihimsetiap kamu adalah pemimpin dan kamu sekailan akan diminta pertanggungjwaban atas apa yang kamu pimpin tersebut. Nah untuk itu ada satu pertanyaan bagi kita semua saudara-saudara ku sekalian apakah kita sudah menjadi pemimpin yang inspiratif? Atau bagaimana? Nah untuk itu marilah kita sedikit bermuhasabah diri dengan topik karakter pemimpin inspiratif dibawah ini.
P
emimpin sejati ditentukan oleh karakter bukan jabatan. Jabatan hanya bicara atasan dan sifatnya sesaat. Karakter merupakan prilaku yang tidak tampak di CV, tapi jadi kekuatan utama. Siapa yang punya karakter, sesungguhnya dialah pemimpin sejati.
Meski tidak punya jabatan, kepemimpinan pemimpin sejati telah tampak. Di belakang dia mendorong, di tengah dia memobilisasi. Di depan ia menarik. Dimanapun posisinya, pemimpin sejati selalu menginspirasi. Kendati ia hanya tergolek di kursi roda, dia pasti jadi sumber inspirasi, meskipun dia telah tiada, pemimpin sejati pasti inspiratif.
Inspirasi, satu nilai penting karakter yang otomatis melekat. Tanpa dilatih secara khusus, inspirasi tetap muncul karena unsur lain pembentuk karakter terus berjalan. Lebih-lebih jika di latih pasti mempesona. Dimanapun pesona adalah sumber inspirasi. Pemimpin berkarakter pasti penuh inspirasi. Pemimpin inspiratif pasti memiliki karakter yang kuat. Pemimpin berkarakter yang inspiratif, itulah pemimpin yang sesungguhnya.
Pemimpin sejati adalah guru, ayah, sahabat dan rekan seperjuangan. Bukan ditentukan oleh jabatan dan atasan. Karakter kepemimpinan akan mengantar kedudukan padanya. Jabatan akan datang tanpa diminta. Karakter pemimpin sejati tidak pernah minta jabatan. Dia paham jabatan penuh jebakan. Hingga disebut atasan bahkan boss, jiwanya risih meski sekedar bergurau.
Pemimpin sejati pasti mau dipimpin. Dia tidak merasa tersaingi, bahkan sumringah harap-harap cemas menikmati prosess kaderisasi. Ditepis keraguan menatap anak didiknya. Calon-calon pemimpin ini harus harus merasakan proses pengambilan keputusan, harus merasai ketegangan saat perbenturan konflik kepentingan. dan, yang tidak kalah penting, mereka yang tengah disiapkan ini harus melalui kekeliruan. Karena kekeliruan itu merupakan guru yang terbaik.
Bukankah ini semua inspiratif. Kata-kata para pemimpin sejati pasti di dengar hingga banyak dikunjungi, baik oleh orang penting maupun masyarakat biasa. Dia disegani baik kawan maupun lawan. Pemimpin sejati baru tampak setelah berhenti memimpin. Jadikah ia rujukan dan tetap di hormati?
Pemimpin yang usai tugas lantas tidak dihormati, tidak dikenang, dan tidak ada kesan, dia bukanlah pemimpin sejati. Pemimpin tanpa kepemimpinan, apalah arti pemimpin. Dihadapanya pengikut mengangguk-angguk. Di belakang mereka mengutuk. Dihadapan tampak hormat, dibelakang melaknat. Di depan tampak setia, dibelakang mencerca.
Pemimpin sejati tidak membuat pengikut, tapi mendorong kesetaraan. Sebab inti kepemiompinanadalah regenerasi dan kaderisasi, munculkan pemimpin lain dan berikut.  proses mendorong  kepemimpinan amat inspiratif. Kemunculan tim yang di latih jadi pemimpin, tentu terinspirasi dengan pemimpin sejati. Mereka yang terlatih jadi pemimpin pasti ringankan banyak hal. Inilah the dream teamssangat inspiratif.
Pemimpin yang menciptakan pengikut tidak paham nilai-nilai kepemimpinan. Punya pengikut memang membanggakan apalagi banyak. Namun hanya sebatas itu selebihnya hanya jadi beban. Semakin banyak pengikut sesungguhnya semakin bertambah bebannya.
Saatnya dia akan kekelahan sendiri. Untuk selesaikan hal sepele pengikut tunggu petunjuk. Inisiatif jangan harap. Keberanian terpangkas karena tidak pernah berlatih. Kompetisi jadi tidak sehat. Intrik, ABS (Asal Bapak Senang), Ghibah, dan fitnah carut marut. Seperti ini kebanyakan bukan karena panggilan hati. Bukan atas dasar perinsip dan cita-cita. Tetapi karena ada sesuatu yang disembunyikan. Begitu sang pemimpin lengser, segera dia habisi pengikut yang dia ciptakan. Itulah kepentingan
Pemimpin yang selagi pengang jabatan tidak didengar kata-katanya, dia bukan pemimpin hakiki. Siapapun yang jadi pemimpin seperti ini orang tidak peduli. Bahkan mungkin diapun tidak bnerminat bergaul. Karena dia tahu orangpun tidak peduli, tidak hormat, dan tidak suka padanya. Maka di tempat pertemuan, orang berbisik-bisik dianggap tengah bicarakan dirinya.
Dia tepinggir, tersisih dengan sendi. Pemimpinseperti ini sesungguhnya telah mati. Yang ada hanya sosok tubuhnya saja. Tidak ada sifat kepemimpinan justru di saat lagi menjabat. Ada atau tiada sama saja.
Pemimpin tanpa inspirasi bukanlah pemimpin. Sementara berapa banyak pemimpin yang tidak inspiratif. Yang tampak Cuma lebih banyak bicara dan berdebat, yang bicara atas nama bangsa banyak. Yang brtindak atas nama bangsa itulah yang belum tampak. Pemimpin yang tidak inspiratif baru berpikir kebangsaan. Pemimpin inspiratif tindakannya sudah mencerminkan rasa kebangsaanya. Memang semakin langka kita dapati pemimpin yang sesungguh-sungguhnya pemimpin. Seperti apa itu, wallahu’a’lam(dikutip dari buku character buildingEdy Sudewo dan sedikit pengubahan)

Copyright @ 2013 LDF AL-Mizan.